Jumat, 12 Juni 2015

Kewel Communication

Retorika Kewel Sebuah Paradigma Komunikasi Khas Maluku

Sebelum alfakir menjelskan retorika khas Maluku perlu di ketahui apai itu retorika yang difahami secara umum oleh dunia akademik di Indonesia dan dunia, alasannya adalah untuk mendudukkan perbedaan retorika khas Maluku atau khas disebut "retorika ambon". Secara bahasa Pengertian Retorika Menurut para Ahli Istilah retorika secara etimologi berasal dari Bahasa Latin (Yunani Kuno) "Rhetorica" yang berarti "seni berbicara". Dalam bahasa Inggris kata retorika menjadi "Rhetoric" yang berarti "kepandaian berpidato atau berbicara". Secara terminologi. retorika dikenal dengan istilah "The art of speaking" yang artinya "seni di dalam berbicara atau bercakap".
Retorika dalam tradisi keilmuan Arab istilah Uslubiyah (stilistika) dikenal dengan ‘ilm al uslub, yaitu ilmu yang mengkaji dan menyelidiki bahasa yang digunakan para sastrawan dalam mengeksploitasikan dan memanfatkan unsur-unsur, kaidah-kaidah dan pengaruh yang ditimbulkan. Atau ilmu yang mengkaji ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra dan meneliti deviasi dari tata bahasa yang ditimbulkan. Tetapi, walaupun sebagai sebuah disiplin ilmu dapat dikatan bahwa kekokohan stilistika masih tergantung pada disiplin ilmu-ilmu lainnya, seperti linguistic dan sastra. Bahkan, materi-materi ‘ilm balaghah sangat mendominasi dalam kajian dan analisis stilistika.  Dalam Ilmu balaghah sebagai salah satu cabang ilmu dalam bahasa Arab pun mengalami fase kemunculan, perkembangan, dan seterusnya. Ilmu bahasa Arab yang memiliki tiga cabang ini, yaitu ilmu ma’ani (kecerdasan memahami dan kecerdasan mengkomunikasikan makna), bayan (kecerdasan menjelaskan), dan badi(kecerdasan melilih dan memilah kata yg sesuai dengan nalar audiens)’, tidaklah ada dari awal dalam sistematika seperti yang kita kenal sekarang ini. Dahulu, sama sekali tak dikenal istilah balaghah sebagai sebuah ilmu.
Pengetahuan tentang sisi sejarah balaghah perlu dipahami agar muncul kesadaran bahwa ilmu ini memang bukan benda mati yang  tidak dapat diperbarui. Kesadaran inilah yang dapat menjamin perkembangan ilmu ini yang lebih maju, tidak mengalami kejumudan atau bahkan kepunahan. Kemajuan yang dimaksud di sini meliputi berbagai segi, entah dari segi pengajarannya yang lebih mudah, cakupan materi yang lebih luas, ataupun hasil penerapan dari ilmu itu sendiri yang memuaskan, atau bahkan munculnya ilmu baru dari ilmu yang telah ada. llmu Balaghah adalah ilmu yang mengungkapkan metode untuk mengungkapkan bahasa yang indah, mempunyai nilai estetis (keindahan seni), memberikan makna sesuai dengan muktadhal hat (situasi dan kondisi), serta memberikan kesan sangat mendalam bagi pendengar dan pembacanya.
Posisi ilmu Balaghah dalam tatanan kelompok ilmu-ilmu Arab persis seperti posisi ruh dari jasad. Keberadaan ilmu Balaghah dan kaidah-kaidah yang tertuang didalamnya sangat urgen.

Dari pandangan tersebut dapat di fami bahwa retorika di Ambon pertama kali dikembangkan oleh Ulama asala Maluku yang menulis" Hikayat Tanah Hitu" tokoh retorika itu adalah Imam Rijali, Pandangan retorika imam rijali secara umum sama dengan terminologi retorika pada umunya yang khs dari terminologi Retirka khas maluku dikenal dengan ilmu kewel. Ilmu kewel ini adalah lahir dari kondisi psikologi manusia secara fitrah untuk tampil memukau dalam mengkomunikasikan perasaannya dengan nada tegas,keras dan mimik yang meyakinkan. fakta ini dapat ditemukan di komunitas masyarakat pesisir di Maluku secara umum mereka menggunakan retorika komunikasi
Retorika Kewel Sebuah Paradigma Komunikasi Khas Maluku
Oleh: Syarifudin Ambon

Sebelum alfakir menjelskan retorika khas Maluku perlu di ketahui apai itu retorika yang difahami secara umum oleh dunia akademik di Indonesia dan dunia, alasannya adalah untuk mendudukkan perbedaan retorika khas Maluku atau khas disebut "retorika ambon". Secara bahasa Pengertian Retorika Menurut para Ahli Istilah retorika secara etimologi berasal dari Bahasa Latin (Yunani Kuno) "Rhetorica" yang berarti "seni berbicara". Dalam bahasa Inggris kata retorika menjadi "Rhetoric" yang berarti "kepandaian berpidato atau berbicara". Secara terminologi. retorika dikenal dengan istilah "The art of speaking" yang artinya "seni di dalam berbicara atau bercakap".
Retorika dalam tradisi keilmuan Arab istilah Uslubiyah (stilistika) dikenal dengan ‘ilm al uslub, yaitu ilmu yang mengkaji dan menyelidiki bahasa yang digunakan para sastrawan dalam mengeksploitasikan dan memanfatkan unsur-unsur, kaidah-kaidah dan pengaruh yang ditimbulkan. Atau ilmu yang mengkaji ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra dan meneliti deviasi dari tata bahasa yang ditimbulkan. Tetapi, walaupun sebagai sebuah disiplin ilmu dapat dikatan bahwa kekokohan stilistika masih tergantung pada disiplin ilmu-ilmu lainnya, seperti linguistic dan sastra. Bahkan, materi-materi ‘ilm balaghah sangat mendominasi dalam kajian dan analisis stilistika.  Dalam Ilmu balaghah sebagai salah satu cabang ilmu dalam bahasa Arab pun mengalami fase kemunculan, perkembangan, dan seterusnya. Ilmu bahasa Arab yang memiliki tiga cabang ini, yaitu ilmu ma’ani (kecerdasan memahami dan kecerdasan mengkomunikasikan makna), bayan (kecerdasan menjelaskan), dan badi(kecerdasan melilih dan memilah kata yg sesuai dengan nalar audiens)’, tidaklah ada dari awal dalam sistematika seperti yang kita kenal sekarang ini. Dahulu, sama sekali tak dikenal istilah balaghah sebagai sebuah ilmu.
Pengetahuan tentang sisi sejarah balaghah perlu dipahami agar muncul kesadaran bahwa ilmu ini memang bukan benda mati yang  tidak dapat diperbarui. Kesadaran inilah yang dapat menjamin perkembangan ilmu ini yang lebih maju, tidak mengalami kejumudan atau bahkan kepunahan. Kemajuan yang dimaksud di sini meliputi berbagai segi, entah dari segi pengajarannya yang lebih mudah, cakupan materi yang lebih luas, ataupun hasil penerapan dari ilmu itu sendiri yang memuaskan, atau bahkan munculnya ilmu baru dari ilmu yang telah ada. llmu Balaghah adalah ilmu yang mengungkapkan metode untuk mengungkapkan bahasa yang indah, mempunyai nilai estetis (keindahan seni), memberikan makna sesuai dengan muktadhal hat (situasi dan kondisi), serta memberikan kesan sangat mendalam bagi pendengar dan pembacanya.
Posisi ilmu Balaghah dalam tatanan kelompok ilmu-ilmu Arab persis seperti posisi ruh dari jasad. Keberadaan ilmu Balaghah dan kaidah-kaidah yang tertuang didalamnya sangat urgen.

Dari pandangan tersebut dapat di fami bahwa retorika di Ambon pertama kali dikembangkan oleh Ulama asala Maluku yang menulis" Hikayat Tanah Hitu" tokoh retorika itu adalah Imam Rijali, Pandangan retorika imam rijali secara umum sama dengan terminologi retorika pada umunya yang khs dari terminologi Retirka khas maluku dikenal dengan ilmu kewel. Ilmu kewel ini adalah lahir dari kondisi psikologi manusia secara fitrah untuk tampil memukau dalam mengkomunikasikan perasaannya dengan nada tegas,keras dan mimik yang meyakinkan. fakta ini dapat ditemukan di komunitas masyarakat pesisir di Maluku secara umum mereka menggunakan retorika komunikasi kewel sebagai tradisi membahasakan perasannya secara imajinatif. Pengertian "Kewel" menurut Imam Rijali adalah; Kehalusan memilih, memilah kode bahasa yang dirasakan ampuh memukau pendengarnya  dengan menggunakan bahasa imajinatif dengan menggunakan kapata-kapata sebagai seni dalam memilih kode bahasa. kewel kadang juga dimaknai negatif tetapi ciri orang Maluku menyampaikan pesan selalu menggunakan paradigma kewel sebagai seni menyampaikN pendapat atau aspirasi.

Peradaban Maluku dalam ilmu komunikasi sangat unik karena tradisi interaksi sosial Maluku termasuk negeri yang dibesarkan dengan tradisi tutur sehingga kurang histografi tulisannya. Kelebihan orang. Maluku memiliki kecerdasan mendengar dan menghafal serta sanagt cepat beradabtasi dengan kode-kode bahasa yang datang dari luar Maluku. Dari pengertian tersebut secara sederhana dapat dikemukakan bahwa, pengertian retorika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan tentang bagaimana cara berbicara sesuai frekuensi kode bahasa pendengar yang memiliki daya tarik dan pesona, sehingga orang pendengar dapat mengerti sehingga memliki efek kognitif, afeksi, dan behavioral.

Retorika kewel ini jika dipercakapakan dengan Sejarah munculnya retorika di Yunani sekitar abad ke-5 sebelum masehi. Pada saat itu Yunani sebagai pusat kebudayaan barat dan para filsufnya saling berlomba untuk mencari apa yang mereka anggap sebagai kebenaran. Pengaruh kebudayaan Yunani ini menyebar sampai ke dunia timur seperti Mesir, India, Persia, bahkan Indonesia termasuk Maluku. Bahkan retorika sejak zaman Socrates, Plato, dan Aristoteles. Selanjutnya kemudian retorika berkembang menjadi ilmu pengetahuan, dan dianggap sebagai guru pertama dalam ilmu retorika adalah Georgias (480-370 SM).

Pengertian retorika kewel ini secara akademik belum tersusun secara rapi paradigma keilmuannya sementara diteliti secara filosofis karakteristik, sifat, dan sistematika mata air  keilmuannya. Paradigma retorika kewel ini belum dikemas ilmunya seperti pengertian Retorika Menurut Richard E. Young cs: Retorika adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana kita menggarap masalah wicara-tutur kata secara heiristik, epistomologi untuk membina saling pengertian dan kerjasama. Pengertian Retorika Menurut Socrates: Retorika adalah ilmu yang mempersoalkan tentang bagaimana mencari kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya. Karena dialog kebenaran dapat timbul dengan sendirinya. Pengertian Retorika Menurut Plato: Retorika adalah kemampuan di dalam mengaplikasikan bahasa lisan yang sempurna dan merupakan jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas dan sempurna. Dari beberapa pengertian retorika di atas, apapun defenisi dan siapapun yang mengemukakannya semua mengacu dan memberi penekanan kepada kemampuan menggunakan bahasa lisan (berbicara) yang baik dengan memberikan sentuhan gaya (seni) di dalam penyampaiannya dengan tujuan untuk mengikat/menggugah hati pendengarnya dan mengerti dan memahami pesan yang disampaikannya.

Kelebihan dari paradigma retorika kewel ini karena ia memiliki perpaduan dua tradisi besar di dunia yakni tradisi kultural dan ritual. Retorika kewel bercorak kultural bahasa alam dan retorika kewel bercorak spiritual. Dua kekuatan ini yang membuat retorika kewel unik untuk dibahas secara ekademik karena diduga kuat Maluku dengan ornamen artchipelago pasti kaya dengan esensi, nilai dan khazanah peradaban. Kekayaan peradaban itu tampak dalam sejarH Maluku termasuk negeri Ratu saba seperti dijelaskan oleh Fahmi Basya Doktor Matematika UIN Jakarta bahwa negeri yang memiliki bahasa tutur dan berperangai agak hitam, rambut bergelombang sehingga kemampuan berkomunikasi sesuai dengan karakter budaya laut antar kepulauan. Secara budaya maluku termasuk bangsa petarung karena setiap menuju kabupaten selalu berhadapan tantangan ombak. Ketika filosofi ombak dijadikan sebagai mata air ilmu retorika kewel maka Maluku akan menjadi salah penyumbang yang berkontribusi terhadap pengembangan ilmu retorika di dunia. Wallhu wa'lam. (Al-mulk publisihing).